Malam Readers,
Kembali lagi di weekend kali ini setelah absen lama karena kembali laptop rusak, kita coba menulis kembali sesuatu hal baru yang semoga bermanfaat bagi kita semua. kita mulai dari awal dengan topik fit to work.
Fit to work sendiri merupakan salah satu komponen dalam Kesehatan kerja yang sangat penting. Salah satu yang mempengaruhinya adalah penempatan pada pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan status Kesehatan dan kapasitas kerjanya. Kemudian komponen lainnya yaitu pemeriksaan Kesehatan dalam rangka mendapatkan pekerjaan yang sehat dan sesuai dengan risiko Kesehatan baik secara fisik maupun mental yang mungkin dihadapi di tempat kerja, dengan tujuan pada saat melakukan pekerjaan bisa lebih optimal dan tidak terkena gangguan Kesehatan baik secara mental maupun fisik.
Setelah
dilakukan penmeriksaan Kesehatan maka akan keluar hasil dari pemeriksaan
tersebut dan hasil yang didapatkan kemudian digolongkan menjadi 4 kategori
yaitu “fit” untuk semua pekerjaan, “fit” untuk pekerjaan
tertentu, ”unfit” sementara perlu pengobatan dan kembali diperiksa ulang,
”unfit” untuk semua pekerjaan. Pekerja yang fit to work diharapkan dapat
lebih produktif dibanding mereka yang not fit to work, karena selain kurang
absensi sakitnya, ia lebih bugar dan tidak cepat lelah, dan kurang membutuhkan
biaya pengobatan, perawatan, rehabilitasi, dan biaya kompensasi lainnya.
Pekerja yang sakit bersama pekerja yang walaupun tidak sakit namun tidak sehat
dan tidak bugar karena not fit to work seringkali menajdi langganan absen
sakit. Tingginya absenteisme tidak jarang menimbulkan stress kerja karena
sepeninggalan pekerja yang sakit, teman sekerjanya akan bertambah beban
kerjanya, ketenangan bekerja pun terganggu dan pekerja lainnya bias menjadi
was-was terutama apabila didapatkan penyakitnya terkait dengan pekerjaan.
Selain itu, produktivitas menurun terkait biaya tidak langsung yang dikeluarkan
organisasi akibat pekerja yang idle, pekerja dengan “file aktif” yang
memerlukan pengawasan terhadap kesehatannya dan pengelolaan khusus, termasuk
pengelolaan pekerja agar ia bias bekerja kembali (return to work management),
serta kerugian akibat organisasi kehilangan pekerja terampil dan biaya yang
dikeluarkan untuk mempersiapkan pekerja pengganti.
Sebagai
contoh seorang yang memiliki Riwayat penyakit berat (seperti jantung) tidak
disarankan untuk melakukan pekerjaan berat. Pun selain itu kadang ada beberapa
orang juga yang secara mental ga cocok kerja di dalam ruangan kemudian ditempatkan
di office maka yang terjadi doi sudah pasti ngerasa ga cocok dan akan menjadi
hal yang tidak optimal dan berujung pada kerugian perusahaan (jadi inget dulu
sempet liat case seperti ini yang ada orang itu malah ga produktif banget hobi
ngobrol ngopi….ahahaha).
Oke
sekian dulu ya untuk tulisan kali ini. See you at next write. Happy Weekend.
Regards,
E

Comments